Minggu, 20 Mei 2012

PENCEMARAN AIR

Pernahkan Anda memperhatikan sungai-sungai yang terdapat di perkotaan dan sungai-sungai yang terdapat di daerah pegunungan atau pedesaan? Bagaimana warna airnya? Bagaimana jumlah organisme yang hidup di dalamnya, misalnya jumlah ikannya?
Umumnya sungai-sungai yang terdapat di pegunungan atau pedesaan masih alami sehingga airnya masih jernih. Sebaliknya, sungai-sungai di perkotaan umumnya sudah keruh atau berwarna kehitaman karena sudah tercemar berbagai bahan buangan atau limbah sisa-sisa aktivitas manusia.
Pencemaran air merupakan peristiwa masuknya bahan-bahan berbahaya, merugikan atau tidak disukai ke dalam air dengan konsentrasi atau jumlah yang (secara langsung atau kumulatif) cukup besar untuk dapat merugikan atau mempengaruhi kegunaan atau kualitas air. Bahan-bahan apa sajakah yang dapat menyebabkan pencemaran air? Ada banyak sekali bahan yang dapat menyebabkan pencemaran air, yang secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi bahan anorganik dan bahan organik. Bahan yang termasuk anorganik antara lain tumpahan minyak (baik mentah ataupun yang telah diproses) dari kapal tanker, limbah pabrik, limbah pertambangan, pupuk dan pestisida. Adapun yang termasuk bahan-bahan organik, antara lain limbah rumah tangga dan bahan buangan dari rumah pemotongan hewan.
Pencemaran air dapat terjadi secara langsung dan secara tidak langsung. Pencemaran air secara langsung terutama disebabkan oleh efluen atau limbah buangan dalam bentuk cairan dari kegiatan industri, pertanian dan rumah tangga. Sementara itu, pencemaran air secara tidak langsung terjadi karena adanya rembesan zat-zat kimia beracun dan berbahaya dari timbunan limbah industri, pertanian, dan rumah tangga ke dalam perairan terbuka (sungai, laut, saluran air, danau, waduk, dan sumur) serta air dalam tanah.
Mengapa efluen dapat mencemari air? Ada beberapa faktor yang menyebabkan hal itu antara lain:

  1. Terdapat komposisi zat-zat kimia yang berbahaya, seperti logam berat dan bakteri yang dapat mengganggu kesehatan.
  2. Suhu ataupun derajat keasamannya (pH) dapat mematikan organisme-organisme yang hidup di perairan.
  3. Kemampuannya untuk menyerap oksigen dan air (BOD atau Biochemical Oxygen Demand) sangat besar sehingga organisme-organisme yang hidup di perairan menjadi kekurangan oksigen dan akhirnya mati.
  4. Keadaan ekstrem, misalnya mengandung limbah nuklir dengan bahaya radioaktifnya.
Seringkali air yang kita gunakan untuk minum terkontaminasi oleh bakteri yang berasal dari tanah ataupun feses hewan termasuk manusia. Karena berasal dari feses hewan dan manusia, kebanyakan bakteri yang mencemari air minum adalah bakteri-bakteri yang hidup di usus yang dapat menyebabkan beberapa penyakit serius, diantaranya adalah bakteri tifus dan kolera. Salah satu contoh bakteri yang sering mencemari air minum adalah bakteri Escherichia coli. Air minum yang mengandung Escherichia coli merupakan indikator bahwa air tersebut telah tercemar oleh feses hewan ataupun air limbah. Walaupun Escherichia coli tidak terlalu berbahaya, kehadirannya di dalam air minum mengindikasikan adanya bakteri-bakteri usus lainnya yang lebih berbahaya.
Limbah yang berasal dari pertanian, contohnya sisa-sisa pupuk, umumnya banyak mengandung ion-ion anorganik. Adapun limbah rumah tangga dan industri yang berasal dari penggunaan detergen banyak mengandung ion-ion fosfat. Kedua jenis ion tersebut jika terakumulasi di atas tingkat tertentu dalam perairan menyebabkan air dari perairan tersebut tidak layak dikonsumsi sebagai air minum karena dapat mempengaruhi fungsi hemoglobin pada janin, sedangkan pada orang dewasa menyebabkan kanker lambung.
Akibat lain dari kelebihan ion-ion nitrat dan fosfat dalam perairan tawar adalah peningkatan proses eutrofikasi, yaitu peningkatan nutrisi atau zat-zat makanan untuk pertumbuhan tanaman air. Sesungguhnya eutrofikasi merupakan proses alamiah yang terjadi di sungai, kolam atau danau, tetapi proses tersebut berlangsung dengan lambat. Namun, adanya penumpukan ion-ion nitrat dan fosfat yang berasal dari limbah, proses eutrofikasi mengalami peningkatan. Artinya, terjadi penumpukan zat-zat makanan bagi tumbuhan. Hal tersebut menyebabkan terjadinya ledakan pertumbuhan tanaman air, seperti enceng gondok (Eichornia crassipes) dan ganggang. Ledakan pertumbuhan ganggang itu dinamakan blooming algae. Ketika tanaman-tanaman air itu mati, tubuhnya dibusukkan oleh bakteri saprotrof aerob. Karena jumlah tanaman air sangat banyak, proses pembusukan memerlukan banyak oksigen. Akibatnya, perairan mengalami deoksigenasi, yaitu penurunan kandungan oksigen. Selanjutnya terjadi pembusukan anaerob dan terbentuk Hidrogen Sulfida (H2S). Ketidaksediaan oksigen dan kehadiran H2S menyebabkan kematian organisme-organisme air lainnya termasuk ikan. Eutrofikasi dipercepat oleh aktivitas manusia yang membuang terlalu banyak kotoran atau limbah ke dalam perairan.



ARTIKEL TERKAIT:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar